BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa ini, banyak terdapat
masalah-masalah yang menyangkut urusan agama dan masyarakat. Masalah tersebut
timbul karena adanya konflik yang sering terjadi antara individu, kelompok
maupun masyarakat. Semua itu tidak lepas dari yang namanya prasangka buruk.
Prasangka buruk mempunyai dasar pribadi yang setiap orang
memilikinya. Sejak manusia masih kecil, unsur sikap bermusuhan sudah nampak.
Melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, timbul sikap cenderung
untuk membeda-bedakan. Perbedaan yang secara sosial dilaksanakan antara lembaga
atau kelompok dapat menimbulkan prasangka buruk.
Salah satu penyakit lain dari
kebanyakan orang Indonesia adalah cenderung mempunyai prasangka buruk.
Prasangka buruk ini biasanya disangkakan pada orang yang mempunyai prestasi
yang lebih, apakah itu lebih kaya, lebih pintar, atau pun lebih berkuasa.
Prasangka buruk merupakan penyakit hati yang seharusnya disingkirkan dari hati
bangsa Indonesia
Oleh karena itu hal tersebut perlu
mendapat perhatian dengan seksama mengingat bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai suku bangsa atas masyarakat multietnik. Sehingga hal ini juga
memotifasi kami untuk membahas dan menjelaskan melalui makalah ini dengan judul
“Prasangka Buruk”
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
pengelolahan ruang kelas secara efektif?
2.
Apa tujuan adanya pengelolahan
kelas?
3.
Apa saja peraturan yang meliputi
perilaku di ruang kelas?
4.
Sebutkan prosedur penggunaan ruang
kelas?
C. Tujuan Penulisan
1.
Bagi penulis
a.
Dapat menambah wawasan.
b.
Mengetahui pembuatan peraturan dan
prosedur ruang kelas untuk anak sekolah dasar yang sesuai.
2.
Bagi pembaca
a.
Untuk mengetahui pengelolahan kelas
yang efektif.
b.
Untuk mengetahui beberapa peraturan
umum yang meliputi perilaku di ruang kelas
c.
Untuk mengetahui cara penggunaan
mengatur prosedur ruang kelas
d.
Dapat digunakan sebagai bahan kajian
dan bahan referansi dalam pembuatan
makalah yang berkaitan dengan materi yang kami sajikan pada lain waktu maupun sebagai bahan
bacaan di waktu senggang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengelolahan Ruang Kelas
Pengelolahan
atau manajemen diartikan proses penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai
sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok siswa yang
ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari gur yang sama pula.
Dengan demikian,
pengelolahan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana
belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa
untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
pengelolahan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses blajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan
mengajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu
sehingga pembelajaran berjalandengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Ruang kelas yang
dikelola secara efektif adalah ruang kelas yang berlangsung dengan lancar,
dengan sedikit kebingungan dan keterhambatan, dan memaksimalkan pembelajaran
siswa. Tidak mungkin bagi seorang guru untuk menyelenggarakan pembelajaran,
atau bagi siswa untuk bekerja secara produktif,
jika mereka tidak memiliki panduan tenyang bagaimana mereka berperilaku,
kapan dan bagaimana bergerak di sekitar ruangan, di mana harus duduk, kapan
mereka boleh dan tidak mengintrupsi guru, dan jumlah keberisikan yang bisa di
terima.
Dan sebaliknya
jika jika para siswa mengetahui apa yang sesuai, mereka tidak akan berperilaku
seperti apa mereka seharusnya berperilaku. Karena itu guru harus memberikan
penjelasanpada siswa mengenai apa yang sesuai menuju pembentukan sebuah
lingkungan ruang kelas yang positif.
Mengelola kelas
merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami,
mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap
aspek-aspek pengelolahan kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam pengelolahan kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi
kelas, tindakan selektif dan kreatif.
Lingkungan unik
yang diciptakan oleh organisasi sekolah dasar membuat sekumpulan prosedur ruang
kelas yang baik menjadi penting untuk dimiliki. Dalam pencapaiannya guru dan
siswa membutuhkan sebuah lingkungan yang tertib tanpa gangguan karena peraturan
dan prosedur tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki guru dan siswa.
Peraturan dan
prosedur merujuk pada espektasi (perilaku) yang dinyatakan terkait dengan
perilaku. Sebuah peraturan
mengidentifikasi ekspetasi atau standar umum bagi perilaku. Misal, peraturan “hormat
orang lain dan barang-barang milik mereka” mencakup sekumpulan perilaku yang
sebaiknya selalu dipraktikkan.
Prosedur juga
mengomunikasikan ekspektasi terhadap perilaku. Prosedur biasanya diterapkan di
sebuah kegiatan yang spesifik, dan di arahkan untuk meraih meraih sesuatu
ketimbang mencegahbeberapa perilaku atau mendefinisikan standar umum. Misal,
guru mengatur prosedur dengan siswa untuk mengumpulkan tugas, mengumpulkan
pekarjaan yang terlambat, turut serta dalm diskusi, dan seerusnya. Beberapa
prosedur (seperti penggunaan fasilitas/peralatan di sebuah pusat) cukup
kompleks atau pening sehingga guru harus menempelkan panduan selain membahasnya
dengan para siswa. Tetapi juga banyak prosedur yang tidak tertulis karena
prosedur tersebut sangat sederhana atau karena keterperincian dan kekerapan
penggunaan prosedur tersebut yang memungkinkan siswa mudah mempelajarinya
dengan cepat.
B.
Tujuan
Pengelolahan Ruang Kelas
Tujuan adalah
target akhir yang ingin dicapai oleh orang atau organisasi, sebagai titik akhir
dari propses, maka tujuan tersebut harus berkesesuaian dengan rencana. Tujuan
akhir dari sebuah proses pembelajaran selain dapat transfernya ilmu pengetahuan
juga terjadi perubahan dari segi sikap dan perilaku dari siswa. Oleh karena itu
tujuan dalam pengelolahan kelas juga kepada tercapainya tujuan pembelajaran
secara efektif dan efisien.
Pengelolahan
kelas pada umumnya bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Tujuan
pengelolahan kelas (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen:1996) :
· Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompokbelajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
· Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
· Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa
dalam kelas.
· Membina
dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat-sifat individualnya.
C.
Merencanakan
Peraturan Ruang Kelas
Banyak peraturan
berbeda yang dimungkinkan, tetapi sekumpulan peraturan yang terdiri dari empat
hingga delapan peraturan seharusnya memadai untuk mencakuk peraturan-peraturan
yang paling penting. Berikut ini merupakan empat peraturan umum yang meliputi
perilaku di ruang kelas:
1. Hormati
dan bersikap sopan kepada semua orang.
Peraturan ini bersifat
umum, pastikan guru memberikan teladan dan penjelasan yang memadai sehingga
baik guru maupun siswa memahami dengan jelas. Guru haus mendefinisikan apa itu
sopan?, dan guru juga dapat memperluas penjelasannya seperti sopan itu
meliputi: larangan siswa agar tidak berkelahi atau mengejek temannya. Guru juga
tidak harus menekankan pada siswa saja tapi juga pada dirinya karena guru
adalah cermin bagi para siswa.
2. Bergegas
dan bersiap-siaplah.
Peraturan ini
menekankan pentingnya tugas-tugas di sekolah. Bergegas yang dimaksudkan adalah
pada permulaan jam pelajaran, perpindahan ke tugas individual, dan berpindah ke
tugas individual. Bersiap-siap menekankan memiliki material, serta sikap mental
yang tepat, agar berhasil dalam tugas-tugas di sekolah.
3. Simaklah
dengan seksama sementara siswa lainnya sedang bicara.
Peraturan ini akan
mencegah gangguan mata pelajaran lainnya. Guru dapat menggunakan diskusi
mengenai peraturan ini untuk mengajarkan siswa bagaimana berkomentar atau
mengajukan pertanyaan (misal: mengangkat tangan dan menunggu hingga ditujuk)
4. Patuhi
seluruh peraturan sekolah.
Peraturan ini
memberikan kesempatan guru dalam membahas peraturan sekolah yang berkaitan
dengan pengawasan guru terhadap siswa di luar ruang kelas (seperti di taman
bermain atau di kantin).
Peraturan-peraturan
tersebut atau yang serupa sering di temukan di ruang kelas yang di kelola
dengan baik, walaupun peraturan tersebut sebaiknya tidak di anggap sebagai
daftar yang mutlak. Mungkin guru memutuskan membuat peraturan lain (seperti: peraturan
yang melarang perilaku spesifik) atau kalimat yang berbeda, mereka lebih suka
membuat lebih banyak peraturan dengan perincian lebih besar.
D.
Partisipasi
Siswa Dalam Pembuatan Peraturan Ruang Kelas
Keterlibatan
siswa dalam pembuatan peraturan dapat berwujud dalam banyak hal. Di ruang kelas
manapun, siswa sebaiknya mendiskusikan alasan untuk menetapkan peraturan dan
menjelaskan kebutuhan akan arti pentingnya peraturan. Akan sangat berguna bagi
siswa untuk mendapatkan contoh yang konkret dari perilaku yang dicakup dalam
peraturan tersebut. Dengan itu guru harus siap sedia menyediakan conto-contoh
yang positif (menghargai properti berarti menyimpan perlengkapan tambahan
sehingga orang lain dapat menggunakannya) untuk melengkapi contoh bersifat
negatif yang cenderung diberikan kepada siswa (menghormati properti berarti
tidak mencoret-coret di meja tulis).
Guru dapat
melibakan para siswa dalam pembahasan mengenai peraturan kelas dengan meminta
saran dari mereka dan meminta mereka menyebutkan spesifik yang sebaiknya
dilkukan setiap orang untuk menciptakan iklim yang bagus bagi pembelajaran,
yaiu ikim dimana para siswa merasa nyaman untuk turut serta.
Para siswa
mungkin secara sukarela mengajukan saran seperti “simaklah baik-baik”, “jangan
mencoret-coret”, dan “dukunglah teman lainnya”. Setelah menerima sejumlah saran
dari para siswa guru mengatur daftar tersebut kedalam satu atau lebih kategori
yang lebih umum seperti “hormatilah orang lain”. Jika tujuannya untuk peraturan
yang mendorong upaya dan kegigihn, maka guru meminta kepada para siswa agar
masing-masing memberikan contoh perilaku yang memacu pada pemelajaran. Jika
salah satu siswa ada yang mengusulkan
seperti “serahkan pekerjaan pada waktunya”, “mintalah bantuan jika
diperlukan”, dan “kerjakan sendiri pekerjaan rumahmu”. Guru merangkum
pendapat-pendapat tersebut dalam satu panduan umum seperti “selalau lakukan
yang terbaik dari dirimu”. Partisipasi siswa dalam diskusi seperti itu sangat
menguntungkan karena diskusi itu memperlihatkan alasan di balik panduan
tersebut dan penerimaannya. Pembuatan peraturan juga dapat diikuti oleh
permainan peran dari setiap peraturan yang di buat, permaina peran sangat
penting bagi pemahaman para siswa mengenai peraturab tersebut.
Seorang guru
yang membuat peraturan dan prosedur yang masuk akal, yang menyediakan sebuah
alasan yang dapat dimengerti bagi peraturan tersebut, dan yang menegakkan
peraturan tersebut secara konsisten akan mendapati bahwa sebagian besar siswa
akan dengan senag hati mematuhi peraturan tersebut.
E.
Merencanakan
Prosedur Ruang Kelas
Prosedur ruang
kelas di kategorikan menjadi lima: prosedur untuk penggunaan ruangan, prosedur
utuk pekerjaan individual dan kegiatan yang di pimpin guru, perpindahan ke
dalam dan keluar ruangan, prosedur bagi pembelajaran kelompok kecil, masa
transisi bersekolah, kegiatan kelompok kooperatif dan prosedur umum.
Prosedur mungkin
perlu di ubah atau prosedur yang baru perlu di tambahkan sesuai dengan
berjalannya tahun ajaran. Prosedur harus selalu di ajarkan dan di raktikkan.
Di bawah ini
akan di bahas secara rinci tentang lima kategori prosedur ruang kelas:
1.
Prosedur bagi
Penggunaan Ruangan.
Sejumlah wilayah
ruangan tertentu dan perabotan dan perlengkapan di dalam ruangan membutuhkan
prosedur untuk mengatur penggunaannya.
· Meja
Tulis Guru dan Wilayah Penyimpanannya
Prosedur terbaik adalah
bahwa siswa tidak boleh memindahkan apapun dari meja tulis guru atau wilayah
penyimpanan lainnya tanpa izin dari gurunya.
· Meja
Tulis Siswa dan Wilayah Penyimpanan Lainnya
Selain siswa tidak boleh
mengusik apaun di meja tulis guru, mereka juga tidak boleh mengganggu meja
tulis atau ruang penyimpanan siswa lainnya. Guru bisa membantu mempelajari
kebiasaan kerja yang baik seperti: mengajak para siswa untuk membersihkan dan
mengatur meja tulis dan material mereka.
· Penyimpanan
bagi Material Umum
Beberapa perlengkapan
yang bisa digunakan seperti: gunting, spidol, kertas carikan/scrap paper,
penggaris dan sumber daya seperti: buku pelengkap, teks, kamus dismpan di rak,
laci atau lemari. Sebagian besar guru melabeli wilayah penyimpanan tersebut
dengan benar dan mengajarkan siswa kapan material boleh digunakan, dan
bagaimana material boleh diambil dan dikembalikan.
· Keran
Air Minum, Wastafel, Penajam Pensil
Memungkinkan
menggunakan fasilitas ini dengan hanya membolehkan satu waktu dan hanya ketika
guru tidak menyelenggarakan mata pelajaran. Beberapa guru mengharuskan para
siswa mendapatka izin untuk menggunakan keran air minum atau wastafel kecuali
selama periode waktu istirahat.
· Toilet
Guru hanya membolehkan
para siswa menggunakan fasilitas ini untuk satu oran saja dan untuk satu waktu
selama guru tidak menyelenggarakan mata pelajaran.
· Pusat-pusat
dan Wilayah Perlengkapan
· Stasiun
Komputer
2.
Prosedur bagi
Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru
· Perhatian
Siswa Selama Presentasi
· Partisipasi
Siswa
· Berbicara
Kepada Sesama Siswa
· Mendapatkan
Bantuan
· Ketika
Pekerjaan Individual Telah Selesai
3.
Masa Transisi
Bersekolah
· Memulai
Hari Bersekolah
· Meninggalkan
Ruangan
· Kembali
ke Ruangan
· Mengakhiri
Hari
4.
Prosedur bagi
Pembelajaran Kelompok Kecil
· Mempersiapkan
Kelas untuk Kegiatan
· Pergerakan
Para Siswa ke Dalam dan Keluar Kelompok
· Perilaku
yang Diharapkan dari Siswa dalam Kelompok
· Perilaku
yang Diharapkan dari Para Siswa di Luar Kelompok Kecil
· Penggunaan
Material dan Perlengkapan
· Kegiatan
Kelompok Kooperatif
5.
Prosedur Umum
· Mendistribusikan
Material
· Interupsi
atau Penundaan
· Toilet
Umum
· Perpustakaan,
Ruangan Sumber Daya, Kantor Sekolah
· Kantin
· Taman
Bermain
· Latihan
Penanganan Kebakaran dan Bencana Alam
· Para
Pembantu Ruang Kelas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolahan
kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar
mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa
pengelolahan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses blajar
mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan
mengajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar,
mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu
sehingga pembelajaran berjalandengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Pengelolahan
kelas pada umumnya bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Terdapat empat
peraturan umum yang meliputi perilaku di ruang kelas:
1. Hormati
dan bersikap sopan kepada semua orang.
2. Bergegas
dan bersiap-siaplah.
3. Simaklah
dengan seksama sementara siswa lainnya sedang bicara.
4. Patuhi
seluruh peraturan sekolah.
Keterlibatan
siswa dalam pembuatan peraturan dapat berwujud dalam banyak hal. Di ruang kelas
manapun, siswa sebaiknya mendiskusikan alasan untuk menetapkan peraturan dan
menjelaskan kebutuhan akan arti pentingnya peraturan. Akan sangat berguna bagi
siswa untuk mendapatkan contoh yang konkret dari perilaku yang dicakup dalam
peraturan tersebut. Dengan itu guru harus siap sedia menyediakan conto-contoh
yang tercakup dalam peraturan tersebut.
Di bawah ini
akan di bahas secara rinci tentang lima kategori prosedur ruang kelas:
1.
Prosedur bagi
Penggunaan Ruangan.
· Meja
Tulis Guru dan Wilayah Penyimpanannya
· Meja
Tulis Siswa dan Wilayah Penyimpanan Lainnya
· Penyimpanan
bagi Material Umum
· Keran
Air Minum, Wastafel, Penajam Pensil
· Toilet
· Pusat-pusat
dan Wilayah Perlengkapan
· Stasiun
Komputer
2.
Prosedur bagi
Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru
· Perhatian
Siswa Selama Presentasi
· Partisipasi
Siswa
· Berbicara
Kepada Sesama Siswa
· Mendapatkan
Bantuan
· Ketika
Pekerjaan Individual Telah Selesai
3.
Masa Transisi
Bersekolah
· Memulai
Hari Bersekolah
· Meninggalkan
Ruangan
· Kembali
ke Ruangan
· Mengakhiri
Hari
4.
Prosedur bagi
Pembelajaran Kelompok Kecil
· Mempersiapkan
Kelas untuk Kegiatan
· Pergerakan
Para Siswa ke Dalam dan Keluar Kelompok
· Perilaku
yang Diharapkan dari Siswa dalam Kelompok
· Perilaku
yang Diharapkan dari Para Siswa di Luar Kelompok Kecil
· Penggunaan
Material dan Perlengkapan
· Kegiatan
Kelompok Kooperatif
5.
Prosedur Umum
· Mendistribusikan
Material
· Interupsi
atau Penundaan
· Toilet
Umum
· Perpustakaan,
Ruangan Sumber Daya, Kantor Sekolah
· Kantin
· Taman
Bermain
· Latihan
Penanganan Kebakaran dan Bencana Alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar