Senin, 21 Desember 2015

MEMBUAT PERATURAN DAN PROSEDUR RUANG KELAS



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Dewasa ini, banyak terdapat masalah-masalah yang menyangkut urusan agama dan masyarakat. Masalah tersebut timbul karena adanya konflik yang sering terjadi antara individu, kelompok maupun masyarakat. Semua itu tidak lepas dari yang namanya prasangka buruk.
Prasangka buruk  mempunyai dasar pribadi yang setiap orang memilikinya. Sejak manusia masih kecil, unsur sikap bermusuhan sudah nampak. Melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, timbul sikap cenderung untuk membeda-bedakan. Perbedaan yang secara sosial dilaksanakan antara lembaga atau kelompok dapat menimbulkan prasangka buruk.
Salah satu penyakit lain dari kebanyakan orang Indonesia adalah cenderung mempunyai prasangka buruk. Prasangka buruk ini biasanya disangkakan pada orang yang mempunyai prestasi yang lebih, apakah itu lebih kaya, lebih pintar, atau pun lebih berkuasa. Prasangka buruk merupakan penyakit hati yang seharusnya disingkirkan dari hati bangsa Indonesia
Oleh karena itu hal tersebut perlu mendapat perhatian dengan seksama mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atas masyarakat multietnik. Sehingga hal ini juga memotifasi kami untuk membahas dan menjelaskan melalui makalah ini dengan judul “Prasangka Buruk”

B.     Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan pengelolahan ruang kelas secara efektif?
2.        Apa tujuan adanya pengelolahan kelas?
3.        Apa saja peraturan yang meliputi perilaku di ruang kelas?
4.        Sebutkan prosedur penggunaan ruang kelas?

  

C.    Tujuan Penulisan
1.    Bagi penulis
a.    Dapat menambah wawasan.
b.    Mengetahui pembuatan peraturan dan prosedur ruang kelas untuk anak sekolah dasar yang sesuai.
2.    Bagi pembaca
a.    Untuk mengetahui pengelolahan kelas yang efektif.
b.    Untuk mengetahui beberapa peraturan umum yang meliputi perilaku di ruang kelas
c.    Untuk mengetahui cara penggunaan mengatur prosedur ruang kelas
d.   Dapat digunakan sebagai bahan kajian dan bahan referansi dalam pembuatan  makalah yang berkaitan dengan materi yang kami  sajikan pada lain waktu maupun sebagai bahan bacaan di waktu senggang.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pengelolahan Ruang Kelas
Pengelolahan atau manajemen diartikan proses penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari gur yang sama pula.
Dengan demikian, pengelolahan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa pengelolahan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses blajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan mengajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalandengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai. 
Ruang kelas yang dikelola secara efektif adalah ruang kelas yang berlangsung dengan lancar, dengan sedikit kebingungan dan keterhambatan, dan memaksimalkan pembelajaran siswa. Tidak mungkin bagi seorang guru untuk menyelenggarakan pembelajaran, atau bagi siswa untuk bekerja secara produktif,  jika mereka tidak memiliki panduan tenyang bagaimana mereka berperilaku, kapan dan bagaimana bergerak di sekitar ruangan, di mana harus duduk, kapan mereka boleh dan tidak mengintrupsi guru, dan jumlah keberisikan yang bisa di terima.
Dan sebaliknya jika jika para siswa mengetahui apa yang sesuai, mereka tidak akan berperilaku seperti apa mereka seharusnya berperilaku. Karena itu guru harus memberikan penjelasanpada siswa mengenai apa yang sesuai menuju pembentukan sebuah lingkungan ruang kelas yang positif.
Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek pengelolahan kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolahan kelas adalah sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan selektif dan kreatif.
Lingkungan unik yang diciptakan oleh organisasi sekolah dasar membuat sekumpulan prosedur ruang kelas yang baik menjadi penting untuk dimiliki. Dalam pencapaiannya guru dan siswa membutuhkan sebuah lingkungan yang tertib tanpa gangguan karena peraturan dan prosedur tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki guru dan siswa.
Peraturan dan prosedur merujuk pada espektasi (perilaku) yang dinyatakan terkait dengan perilaku. Sebuah  peraturan mengidentifikasi ekspetasi atau standar umum bagi perilaku. Misal, peraturan “hormat orang lain dan barang-barang milik mereka” mencakup sekumpulan perilaku yang sebaiknya selalu dipraktikkan.
Prosedur juga mengomunikasikan ekspektasi terhadap perilaku. Prosedur biasanya diterapkan di sebuah kegiatan yang spesifik, dan di arahkan untuk meraih meraih sesuatu ketimbang mencegahbeberapa perilaku atau mendefinisikan standar umum. Misal, guru mengatur prosedur dengan siswa untuk mengumpulkan tugas, mengumpulkan pekarjaan yang terlambat, turut serta dalm diskusi, dan seerusnya. Beberapa prosedur (seperti penggunaan fasilitas/peralatan di sebuah pusat) cukup kompleks atau pening sehingga guru harus menempelkan panduan selain membahasnya dengan para siswa. Tetapi juga banyak prosedur yang tidak tertulis karena prosedur tersebut sangat sederhana atau karena keterperincian dan kekerapan penggunaan prosedur tersebut yang memungkinkan siswa mudah mempelajarinya dengan cepat.

B.       Tujuan Pengelolahan Ruang Kelas
Tujuan adalah target akhir yang ingin dicapai oleh orang atau organisasi, sebagai titik akhir dari propses, maka tujuan tersebut harus berkesesuaian dengan rencana. Tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran selain dapat transfernya ilmu pengetahuan juga terjadi perubahan dari segi sikap dan perilaku dari siswa. Oleh karena itu tujuan dalam pengelolahan kelas juga kepada tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pengelolahan kelas pada umumnya bertujuan  untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Tujuan pengelolahan kelas (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen:1996) :
·       Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompokbelajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
·       Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
·       Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam kelas.
·       Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.   

C.      Merencanakan Peraturan Ruang Kelas
Banyak peraturan berbeda yang dimungkinkan, tetapi sekumpulan peraturan yang terdiri dari empat hingga delapan peraturan seharusnya memadai untuk mencakuk peraturan-peraturan yang paling penting. Berikut ini merupakan empat peraturan umum yang meliputi perilaku di ruang kelas:
1.    Hormati dan bersikap sopan kepada semua orang.
Peraturan ini bersifat umum, pastikan guru memberikan teladan dan penjelasan yang memadai sehingga baik guru maupun siswa memahami dengan jelas. Guru haus mendefinisikan apa itu sopan?, dan guru juga dapat memperluas penjelasannya seperti sopan itu meliputi: larangan siswa agar tidak berkelahi atau mengejek temannya. Guru juga tidak harus menekankan pada siswa saja tapi juga pada dirinya karena guru adalah cermin bagi para siswa.
2.    Bergegas dan bersiap-siaplah.
Peraturan ini menekankan pentingnya tugas-tugas di sekolah. Bergegas yang dimaksudkan adalah pada permulaan jam pelajaran, perpindahan ke tugas individual, dan berpindah ke tugas individual. Bersiap-siap menekankan memiliki material, serta sikap mental yang tepat, agar berhasil dalam tugas-tugas di sekolah.
3.    Simaklah dengan seksama sementara siswa lainnya sedang bicara.
Peraturan ini akan mencegah gangguan mata pelajaran lainnya. Guru dapat menggunakan diskusi mengenai peraturan ini untuk mengajarkan siswa bagaimana berkomentar atau mengajukan pertanyaan (misal: mengangkat tangan dan menunggu  hingga ditujuk)
4.    Patuhi seluruh peraturan sekolah.
Peraturan ini memberikan kesempatan guru dalam membahas peraturan sekolah yang berkaitan dengan pengawasan guru terhadap siswa di luar ruang kelas (seperti di taman bermain atau di kantin).
Peraturan-peraturan tersebut atau yang serupa sering di temukan di ruang kelas yang di kelola dengan baik, walaupun peraturan tersebut sebaiknya tidak di anggap sebagai daftar yang mutlak. Mungkin guru memutuskan membuat peraturan lain (seperti: peraturan yang melarang perilaku spesifik) atau kalimat yang berbeda, mereka lebih suka membuat lebih banyak peraturan dengan perincian lebih besar.

D.      Partisipasi Siswa Dalam Pembuatan Peraturan Ruang Kelas
Keterlibatan siswa dalam pembuatan peraturan dapat berwujud dalam banyak hal. Di ruang kelas manapun, siswa sebaiknya mendiskusikan alasan untuk menetapkan peraturan dan menjelaskan kebutuhan akan arti pentingnya peraturan. Akan sangat berguna bagi siswa untuk mendapatkan contoh yang konkret dari perilaku yang dicakup dalam peraturan tersebut. Dengan itu guru harus siap sedia menyediakan conto-contoh yang positif (menghargai properti berarti menyimpan perlengkapan tambahan sehingga orang lain dapat menggunakannya) untuk melengkapi contoh bersifat negatif yang cenderung diberikan kepada siswa (menghormati properti berarti tidak mencoret-coret di meja tulis).
Guru dapat melibakan para siswa dalam pembahasan mengenai peraturan kelas dengan meminta saran dari mereka dan meminta mereka menyebutkan spesifik yang sebaiknya dilkukan setiap orang untuk menciptakan iklim yang bagus bagi pembelajaran, yaiu ikim dimana para siswa merasa nyaman untuk turut serta.
Para siswa mungkin secara sukarela mengajukan saran seperti “simaklah baik-baik”, “jangan mencoret-coret”, dan “dukunglah teman lainnya”. Setelah menerima sejumlah saran dari para siswa guru mengatur daftar tersebut kedalam satu atau lebih kategori yang lebih umum seperti “hormatilah orang lain”. Jika tujuannya untuk peraturan yang mendorong upaya dan kegigihn, maka guru meminta kepada para siswa agar masing-masing memberikan contoh perilaku yang memacu pada pemelajaran. Jika salah satu siswa ada yang mengusulkan  seperti “serahkan pekerjaan pada waktunya”, “mintalah bantuan jika diperlukan”, dan “kerjakan sendiri pekerjaan rumahmu”. Guru merangkum pendapat-pendapat tersebut dalam satu panduan umum seperti “selalau lakukan yang terbaik dari dirimu”. Partisipasi siswa dalam diskusi seperti itu sangat menguntungkan karena diskusi itu memperlihatkan alasan di balik panduan tersebut dan penerimaannya. Pembuatan peraturan juga dapat diikuti oleh permainan peran dari setiap peraturan yang di buat, permaina peran sangat penting bagi pemahaman para siswa mengenai peraturab tersebut.
Seorang guru yang membuat peraturan dan prosedur yang masuk akal, yang menyediakan sebuah alasan yang dapat dimengerti bagi peraturan tersebut, dan yang menegakkan peraturan tersebut secara konsisten akan mendapati bahwa sebagian besar siswa akan dengan senag hati mematuhi peraturan tersebut.

E.       Merencanakan Prosedur Ruang Kelas
Prosedur ruang kelas di kategorikan menjadi lima: prosedur untuk penggunaan ruangan, prosedur utuk pekerjaan individual dan kegiatan yang di pimpin guru, perpindahan ke dalam dan keluar ruangan, prosedur bagi pembelajaran kelompok kecil, masa transisi bersekolah, kegiatan kelompok kooperatif dan prosedur umum.
Prosedur mungkin perlu di ubah atau prosedur yang baru perlu di tambahkan sesuai dengan berjalannya tahun ajaran. Prosedur harus selalu di ajarkan dan di raktikkan.
Di bawah ini akan di bahas secara rinci tentang lima kategori prosedur ruang kelas:
1.        Prosedur bagi Penggunaan Ruangan.
Sejumlah wilayah ruangan tertentu dan perabotan dan perlengkapan di dalam ruangan membutuhkan prosedur untuk mengatur penggunaannya.
·      Meja Tulis Guru dan Wilayah Penyimpanannya
Prosedur terbaik adalah bahwa siswa tidak boleh memindahkan apapun dari meja tulis guru atau wilayah penyimpanan lainnya tanpa izin dari gurunya.
·      Meja Tulis Siswa dan Wilayah Penyimpanan Lainnya
Selain siswa tidak boleh mengusik apaun di meja tulis guru, mereka juga tidak boleh mengganggu meja tulis atau ruang penyimpanan siswa lainnya. Guru bisa membantu mempelajari kebiasaan kerja yang baik seperti: mengajak para siswa untuk membersihkan dan mengatur meja tulis dan material mereka.
·      Penyimpanan bagi Material Umum
Beberapa perlengkapan yang bisa digunakan seperti: gunting, spidol, kertas carikan/scrap paper, penggaris dan sumber daya seperti: buku pelengkap, teks, kamus dismpan di rak, laci atau lemari. Sebagian besar guru melabeli wilayah penyimpanan tersebut dengan benar dan mengajarkan siswa kapan material boleh digunakan, dan bagaimana material boleh diambil dan dikembalikan.
·      Keran Air Minum, Wastafel, Penajam Pensil
Memungkinkan menggunakan fasilitas ini dengan hanya membolehkan satu waktu dan hanya ketika guru tidak menyelenggarakan mata pelajaran. Beberapa guru mengharuskan para siswa mendapatka izin untuk menggunakan keran air minum atau wastafel kecuali selama periode waktu istirahat.
·      Toilet
Guru hanya membolehkan para siswa menggunakan fasilitas ini untuk satu oran saja dan untuk satu waktu selama guru tidak menyelenggarakan mata pelajaran. 
·      Pusat-pusat dan Wilayah Perlengkapan
·      Stasiun Komputer
2.        Prosedur bagi Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru
·      Perhatian Siswa Selama Presentasi
·      Partisipasi Siswa
·      Berbicara Kepada Sesama Siswa
·      Mendapatkan Bantuan
·      Ketika Pekerjaan Individual Telah Selesai
3.        Masa Transisi Bersekolah
·      Memulai Hari Bersekolah
·      Meninggalkan Ruangan
·      Kembali ke Ruangan
·      Mengakhiri Hari
4.        Prosedur bagi Pembelajaran Kelompok Kecil
·      Mempersiapkan Kelas untuk Kegiatan
·      Pergerakan Para Siswa ke Dalam dan Keluar Kelompok
·      Perilaku yang Diharapkan dari Siswa dalam Kelompok
·      Perilaku yang Diharapkan dari Para Siswa di Luar Kelompok Kecil
·      Penggunaan Material dan Perlengkapan
·      Kegiatan Kelompok Kooperatif
5.        Prosedur Umum
·      Mendistribusikan Material
·      Interupsi atau Penundaan
·      Toilet Umum
·      Perpustakaan, Ruangan Sumber Daya, Kantor Sekolah
·      Kantin
·      Taman Bermain
·      Latihan Penanganan Kebakaran dan Bencana Alam
·      Para Pembantu Ruang Kelas  

BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pengelolahan kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa pengelolahan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses blajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada penyiapan bahan mengajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalandengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Pengelolahan kelas pada umumnya bertujuan  untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Terdapat empat peraturan umum yang meliputi perilaku di ruang kelas:
1.    Hormati dan bersikap sopan kepada semua orang.
2.    Bergegas dan bersiap-siaplah.
3.    Simaklah dengan seksama sementara siswa lainnya sedang bicara.
4.    Patuhi seluruh peraturan sekolah.
Keterlibatan siswa dalam pembuatan peraturan dapat berwujud dalam banyak hal. Di ruang kelas manapun, siswa sebaiknya mendiskusikan alasan untuk menetapkan peraturan dan menjelaskan kebutuhan akan arti pentingnya peraturan. Akan sangat berguna bagi siswa untuk mendapatkan contoh yang konkret dari perilaku yang dicakup dalam peraturan tersebut. Dengan itu guru harus siap sedia menyediakan conto-contoh yang tercakup dalam peraturan tersebut.
Di bawah ini akan di bahas secara rinci tentang lima kategori prosedur ruang kelas:
1.        Prosedur bagi Penggunaan Ruangan.
·      Meja Tulis Guru dan Wilayah Penyimpanannya
·      Meja Tulis Siswa dan Wilayah Penyimpanan Lainnya
·      Penyimpanan bagi Material Umum
·      Keran Air Minum, Wastafel, Penajam Pensil
·      Toilet
·      Pusat-pusat dan Wilayah Perlengkapan
·      Stasiun Komputer
2.        Prosedur bagi Pekerjaan Individual dan Kegiatan yang Dipimpin Guru
·      Perhatian Siswa Selama Presentasi
·      Partisipasi Siswa
·      Berbicara Kepada Sesama Siswa
·      Mendapatkan Bantuan
·      Ketika Pekerjaan Individual Telah Selesai
3.        Masa Transisi Bersekolah
·      Memulai Hari Bersekolah
·      Meninggalkan Ruangan
·      Kembali ke Ruangan
·      Mengakhiri Hari
4.        Prosedur bagi Pembelajaran Kelompok Kecil
·      Mempersiapkan Kelas untuk Kegiatan
·      Pergerakan Para Siswa ke Dalam dan Keluar Kelompok
·      Perilaku yang Diharapkan dari Siswa dalam Kelompok
·      Perilaku yang Diharapkan dari Para Siswa di Luar Kelompok Kecil
·      Penggunaan Material dan Perlengkapan
·      Kegiatan Kelompok Kooperatif
5.        Prosedur Umum
·      Mendistribusikan Material
·      Interupsi atau Penundaan
·      Toilet Umum
·      Perpustakaan, Ruangan Sumber Daya, Kantor Sekolah
·      Kantin
·      Taman Bermain
·      Latihan Penanganan Kebakaran dan Bencana Alam









Tidak ada komentar:

Posting Komentar