Senin, 21 Desember 2015

Konsep Dasar Menulis




BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Sebelum menulis, seorang penulis harus memahami konsep dasar menulis dengan baik. Konsep dasar menulis terkait definisi menulis, tujuan menulis, ragam tulisan, tahapan menulis, dan problem menulis harus dikuasai. Selanjutnya, penulis dapat menuangkan gagasan dan perasaaannya melalui tulisan.
Pembelajaran menulis merupakan suatu kegiatan berencana dan bertujuan. Pembelajaran menulis terdapat dalam pembelajaran keterampilan berbahasa di samping keterampilan menyimak, berbicara dan membaca. Keempat keterampilan berbahasa tersebut dalam pembelajaran harus mendapat porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan intensif.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa definisi menulis?
2.      Apa saja manfaat menulis?
3.      Apa pula tujuan menulis?
4.      Bagaimana bentuk-bentuk tulisan?
5.      Sebutkan proses-proses menulis menurut para ahli!

C.      Tujuan
Tujuan dibalik pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Dan disamping itu, agar supaya para pembaca mengetahui konsep dasar dalam menulis. Sehingga, bagi pembaca yang kurang berminat untuk menulis menjadi lebih berminat dan tertarik untuk menulis setelah mengetahui konsep dasar menulis.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi Menulis
Definisi menulis banyak disampaikan Para Ahli dan Institusi. Berikut ini adalah definisi tentang menulis :
  1. Menulis adalah kegiatan menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa sehingga ada komunikasi (Syafi’ie, 1984:40).
  2. Menulis merupakan suatu kegiatan partisipatif aktif yang melibatkan berbagai poses dalam mengolah suatu pesan agar mampu dipahami atau diterima oleh pembaca. Menulis merupakan suatu proses berpikir yang berkelanjutan, mencobakan, dan mengulas kembali (Murray dalam Temple, 1988:213).
  3. Menulis adalah meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang menyatakan pemahaman suatu bahasa sehingga orang lain dapat membaca simbol-simbol grafis itu sebagai bagian penyajian satuan ekspresi bahasa (Lado dalam Ahmadi, 1990:28).
  4. Menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Tulisan yang baik dapat menghubungkan antara penulis sebagai pemberi pesan dan pembaca sebagai penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan harus ditulis secara sistematis agar pembaca dapat menangkap pesan dengan jelas dan tidak menimbulkan salah penafsiran (Akhadiah, 1990:55).
  5. Menulis adalah menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan kemauan dengan wahana bahasa tulis (Widodo & Chasanah, 1993).
  6. Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). (DePorter, 2000:179).
  7. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif, produktif, kompleks, dan terpadu yang berupa pengungkapan dan yang diwujudkan secara tertulis. (Nurgiyantoro, 2001:271).
  8. Menulis merupakan kegiatan komunikasi verbal yang berisi penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. (Yunus, 2002:13).
A.      Manfaat Menulis
Menulis merupakan sebuah kebutuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tak luput dari kegiatan beraksara tulis.  Siswa SD/MI, SMP/Mts, SMA/SMK/MA, mahasiswa Perguruan Tinggi, hingga orang-orang dewasa tentu tak luput dari kegiatan menulis. Guru menulis di papan tulis untuk keperluan kegiatan pengajaran di sekolah. Dosen pun demikian. Wartawan menulis berita di koran. Pedagang pun membutuhkan alat tulis jika dia sedang menghitung total harga yang harus dibeli pembeli. Bahkan, tukang judi pun membutuhkan alat tulis untuk menghitung. Demikianlah, menulis memang sudah menjadi kebutuhan hidup di zaman modern ini.
Menulis memang memiliki kelebihan khusus. Widodo dan Chasanah (1993) menyatakan bahwa permasalahan yang rumit dapat dipaparkan secara jelas dan sistematis melalui tulisan. Angka, tabel, grafik, dan skema dapat dipaparkan dengan mudah melalui tulisan. Tulisan juga lebih mudah digandakan melalui bantuan teknologi produksi. Karya-karya tulis memiliki daya bukti yang lebih kuat. Selain itu, tulisan memiliki sifat permanen karena dapat disimpan dan lebih mudah diteliti karena dapat diamati secara perlahan dan berulang-ulang.
Menulis juga memiliki nilai manfaat, baik secara materiil maupun nonmateril. JK Rowling, penulis Harry Potter Selain mendapatkan kepuasan dalam proses menulis kreatifnya, penulis ini menjadi terkenal di seluruh dunia dan mendapatkan materi yang berlimpah melalui tulisannya. Inilah salah satu bukti konkret manfaat menulis.
Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan oleh Para Ahli. Berikut adalah manfaat menulis :
  1. Percy (dalam Nuruddin, 2011:20—27) menyatakan beberapa manfaat menulis, yaitu  a) sarana untuk mengungkapkan diri, b) sarana untuk pemahaman, membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri, c) meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan.
  2. Komaidi (2011, 9—10) memberikan beberapa manfaat menulis. Manfaat tersebut adalah a) menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat realitas kehidupan, b) mendorong kita untuk mencari Treferensi lain, misalnya buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya, c) terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis, d) mengurangi tingkat ketegangan dan stres, e) mendapatkan kepuasan batin terlebih jika tulisan bermanfaat bagi orang lain melalui media massa, dan f) mendapatkan popularitas di kalangan publik.
  3. Hernowo (2003:54) menyatakan lima manfaat dalam menulis, yaitu a) menjernihkan pikiran, b) mengatasi trauma, c) membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru, d) membantu memecahkan masalah, dan e) membantu berpikir sistematis dan runtut ketika waktu terdesak.
  4. Nuruddin (2011, 27—33) memberikan tujuh nilai (yang dianggap sebagai sinonim manfaat) yang terkandung dalam menulis, yaitu a) nilai kecerdasan, b) nilai kependidikan, c) nilai kejiwaaan, d) nilai kemasyarakatan, e) nilai keuangan, f) nilai kefilsafatan, dan g) nilai popularitas.
            Lebih lanjut, dijelaskan Nuruddin (2011:11) bahwa menulis dapat membuat perasaan dan kesehatan yang lebih baik. Mengacu pada pendapat Dr. Pennebaker bahwa menulis tentang pikiran dan perasaan terdalam tentang trauma yang dialami menghasilkan suasana hati yang lebih baik, pandangan positif, dan kesehatan yang lebih baik. Sementara itu, mengacu pada pendapat Fatimah Merisi bahwa menulis dapat mengencangkan kulit di wajah dan membuat awet muda.

B.       Tujuan Menulis
Setiap penulis memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran/gagasan dan perasaannya melalui bahasa tulis, baik untuk diri sendiri dan orang lain. Contoh tujuan menulis untuk diri sendiri antara lain : agar tidak lupa, agar rapi, untuk menyusun rencana, dan untuk menata gagasan/pikiran. Bentuk tulisan tersebut dapat dituangkan dalam buku harian, catatan perkuliahan, catatan rapat, catatan khusus, dan sebagainya. Contoh tujuan menulis untuk orang lain antara lain : untuk menyampaikan pesan, berita, informasi, dan sebagainya.
Ketika tulisan sudah dibaca dan pesan sudah diterima oleh pembaca, terkadang penulis baru menyadari dampak tulisannya. Penulis memberikan klarifikasi jika tulisan itu memberikan dampak negatif. Dampak negatif ini bisa muncul akibat asumsi penulis dan pembaca yang berbeda. Maksud penulis mengarah ke arah tertentu, sedangkan asumsi pembaca mengarah ke arah yang lain. Akibatnya, muncul pesan baru yang diterima pembaca. Sebelumnya, pesan ini tidak dirancang dan diduga oleh penulis. Akhirnya, muncullah kesalahan pemahaman dan memberikan akibat tertentu. Sebaliknya, jika tulisannya berdampak positif, penulis akan membiarkannya meskipun sebelumnya tidak dirancang dan diduga oleh penulis.

C.      Bentuk Tulisan
Bentuk-bentuk tulisan, dapat juga disebut sebagai ragam, dapat diklasifikasi berdasarkan sudut pandang kenyataan. Klasifikasi tulisan dapat dibedakan menjadi a) fiksi : prosa (cerpen, novel, roman, drama, fabel, mite, dll.) dan puisi (mantra, syair, kontemporer, dll.) dan b) nonfiksi: ilmiah (resume, makalah, artikel, laporan penelitian [tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi) dan popular (biografi, petunjuk, surat, resensi, berita, dan opini).

D.      Proses Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang membutuhkan proses untuk menghasilkan tulisan. Dalam proses tersebut, menulis terdiri atas tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilalui hingga menghasilkan tulisan. Berikut ini pendapat Para Ahli tentang proses menulis :
  1. Graves 1975 (dalam Tompkins, 1994:8) menggambarkan proses menulis dalam tahapan a) pra-menulis, b) saat menulis, dan c) pasca menulis.
  2. Rafi’uddin (1988:76) mengemukakan proses menulis yaitu a) pramenulis, b) revisi, c) penyuntingan, dan d) publikasi atau pembahasan.
  3. Ellis (1989:144) membagi  empat tahap proses menulis, yaitu a) prewriting, b) drafting, c) revising, dan d) editing.
  4. Ahmadi (1990 :55) menyatakan proses mengarang adalah serangkaian langkah yang sengaja ditumpangkan pada aturan-aturan khusus dan diarahkan guna mencapai suatu hasil yang khusus yang terdiri atas empat langkah, yaitu a) pratulis, b) menulis, c) merevisi dan d) uji-baca.
  5. Farris (1993) mengklasifikasikan proses menulis itu ke dalam empat tahapan, yaitu a) pra menulis, b) menulis, c) kaji ulang tulisan, dan d) publikasi.
  6. Tompkins (1994:7) menguraikan tahap-tahap proses menulis terdiri a) pramenulis, b) pengonsepan, c) revisi, d) penyuntingan, dan e) pemajangan.
  7. DePorter (2000:195) mengemukakan proses menulis terdiri a) persiapan, b)  berbagi, c) memperbaiki, d) penyuntingan, e) penulisan kembali, dan f) evaluasi.
Dapat pula ditambahkan, bahwa kegiatan menulis terdiri atas tahapan-tahapan yang sangat bergantung pada jenis tulisan. Secara umum, tahapan menulis terdiri a) perencanaan, b) pembuatan draf kasar, dan c) penyuntingan. Secara khusus, tahapan menulis sangat bergantung pada apa yang ditulis, misal tahapan menulis opini terdiri atas  a) penggalian ide, b) pendaftaran ide, c) pengurutan ide, d) penyusunan draf tulisan, e) perbaikan tulisan, f) pengkajian tulisan kembali, g) pengulangan proses butir (e) dan (f) jika diperlukan, dan h) publikasi tulisan.

E.       Ciri Kemampuan Menulis
Sebagai salah satu keterampilan atau kemahiran berbahasa selain membaca, menyimak, dan berbicara, menulis harus dikuasai oleh pengguna bahasa.
Seseorang dapat dikatakan memiliki kemampuan menulis dengan empat cirri, yaitu :
  1. Dapat mengungkapkan informasi sarana bahasa melalui bentuk karangan sebagai proses kognisi (reproduksi, organisasi/reorganisasi, cipta/kreasi).
  2. Dapat mengungkapkan informasi bahasa melalui bentuk karangan yang mengandung maksud/tujuan (latihan, emosional, informasi/referensial, persuasi, hiburan, dsb.).
  3. Dapat mengungkapkan informasi dengan menggunakan bahasa  dalam bentuk karangan sesuai pembaca atau untuk diri sendiri
  4. Dapat mengungkapkan informasi dengan menggunakan bahasa dalam bentuk karangan  berupa wacana.












BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Menulis merupakan suatu kegiatan partisipatif aktif yang melibatkan berbagai poses dalam mengolah suatu pesan agar mampu dipahami atau diterima oleh pembaca. Menulis merupakan suatu proses berpikir yang berkelanjutan, mencobakan, dan mengulas kembali.
Menulis merupakan sebuah kebutuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tak luput dari kegiatan beraksara tulis.  Siswa SD/MI, SMP/Mts, SMA/SMK/MA, mahasiswa Perguruan Tinggi, hingga orang-orang dewasa tentu tak luput dari kegiatan menulis.
Setiap penulis memiliki tujuan dalam menuangkan pikiran/gagasan dan perasaannya melalui bahasa tulis, baik untuk diri sendiri dan orang lain.
















DAFTAR PUSTAKA
Widyartono, D. 2011. Modul Keterampilan Menulis. Malang: Prodi Diksasindo FIB UB.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar